Saturday, January 30, 2016

inilah 15 stasiun kereta api paling tua di indonesia

15 Stasiun Kereta Api Tertua di Indonesia

Dunia perkeretaapian di Indonesia sebenarnya sudah berjaya semenjak jaman penjajahan Belanda dahulu. Sampai sekarang, ada beberapa yang masih beroperasi sebagai jalur transportasi publik, angkutan barang, hanya sebagai kereta wisata, atau bahkan dijadikan sebagai museum kereta api. Yang menyedihkan, malah ada beberapa yang sudah tidak terawat, tidak dilestarikan dan punah. Berikut Sharing di Sini Stasiun Kereta Api Tertua di Indonesia.
1. Stasiun Semarang Gudang / Tambaksari (1864)
Stasiun Gudang Tambak Sari Semarang Tempo Doeloe
Stasiun Gudang Tambak Sari Semarang Tempo Doeloe
Stasiun ini dibangun pada tanggal 16 Juni 1864 yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Baron Sloet van de Beele. Untuk pengoperasian rute ini, pemerintah Belanda menunjuk Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), salah satu markas NIS yang sekarang dikenal sebagai Gedung Lawang Sewu. Dan tepatnya pada 10 Agustus 1867 sebuah kereta meluncur untuk pertama kalinya di stasiun ini.
2. Stasiun Semarang Tawang (1868)
Stasiun Semarang Tawang Tempoe Doeloe
Stasiun Semarang Tawang Tempoe Doeloe
Stasiun Semarang Tawang (kode SMT) adalah stasiun induk di Tanjung Mas, Semarang Utara, Semarang yang melayani kereta api eksekutif dan bisnis. Kereta api ekonomi tidak singgah di stasiun ini. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api besar tertua di Indonesia setelah Semarang Gudang dan diresmikan pada tanggal 19 Juli 1868 untuk jalur Semarang Tawang ke Tanggung. Jalur ini menggunakan lebar 1435 mm. Pada tahun 1873 jalur ini diperpanjang hingga Stasiun Solo Balapan dan melanjut hingga Stasiun Lempuyangan di Yogyakarta.
3. Stasiun Lempuyangan Yogyakarta (1872)
Stasiun Yogyakarta Lempuyangan tempoe Doeloe
Stasiun Yogyakarta Lempuyangan tempoe Doeloe
Stasiun Lempuyangan (kode LPN, +114 m) adalah stasiun kereta api yang terletak di Kota Yogyakarta, berjarak sekitar 1 km di sebelah timur dari stasiun utama di kota ini, yaitu Stasiun Yogyakarta. Stasiun yang didirikan pada tanggal 2 Maret 1872 ini melayani pemberhentian semua KA ekonomi yang melintasi Yogyakarta. Stasiun Lempuyangan beserta dengan rel yang membujur dari barat ke timur merupakan perbatasan antara Kecamatan Gondokusuman di utara dan Danurejan di selatan.
4. Stasiun  Buitenzorg /Bogor (1872)
Stasiun Bogor Tempoe Doeloe
Stasiun Bogor Tempoe Doeloe
Stasiun Bogor dibangun oleh perusahaan kereta api milik Pemerintah Belanda 1872 sebagai stasiun terakhir untuk jalur Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor) dan mulai dibuka pada 1873. Pembukaan jalur ini untuk mempersingkat perjalanan Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor) yang saat itu masih menggunakan kereta kuda untuk melayani penumpang. Semakin meningkatnya jumlah penumpang yang hilir-mudik Bogor-Jakarta (Jakarta-Bogor) maupun sebaliknya diperlukan ruang-ruang lebih besar agar bisa menampung banyak orang. Pada 1881 dibangun stasiun baru. Salah satu ruangan di stasiun ini terdapat prasasti yang didirikan pada 1881. Prasasti itu terbuat dari marmer sebagai persembahan karyawan sebagai ucapan selamat pagi terhadap D Marschalk yang memasuki masa pensiun atas jasanya mengembangkan perkeretaapian di Pulau Jawa.  Arsitekturnya pun bergaya Eropa dan berlantai dua dengan hiasan berbagai motif. Seperti geometrik awan, kaki-kaki singa dan relung-relung bagian lantai. Sampai saat ini, Kusen pintu masuk dan jendelanya masih dalam kondisi utuh dengan gaya khas. Lapangan yang ada didepannya yang konon bernama Wilhemina Park. Bangunan itu sendiri luasnya kurang lebih 5.955 m2 yang dibangun di areal lahan seluas 43.267 m2 lokasi tepatnya di Jalan Nyi Raja Permas Kelurahan Cibogor Kecamatan Bogor Tengah.
5. Stasiun Ambarawa (1873)
Stasiun Ambarawa Tempoe Doeloe
Stasiun Ambarawa Tempoe Doeloe
Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta api yang sekarang dialihfungsikan menjadi sebuah museum di Ambarawa, Jawa Tengah, yang memiliki kelengkapan kereta api yang pernah berjaya pada zamannya. Salah satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata. Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada di Swiss dan India. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik) di halaman museum.
6. Stasiun Kedungjati (1873)
Stasiun Kedungjati Tempoe Doeloe
Stasiun Kedungjati Tempoe Doeloe
Stasiun Kedungjati (KEJ) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Kedungjati, Kedungjati, Grobogan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +36 m dpl ini berada di Daerah Operasi 4 Semarang. Stasiun Kedungjati diresmikan pada bulan 21 Mei 1873. Arsitektur stasiun ini serupa dengan Stasiun Willem I di Ambarawa, bahkan dulu beroperasi jalur KA dari Kedungjati ke Ambarawa, yang sudah tidak beroperasi pada tahun 1976. Pada tahun 1907, Stasiun Kedungjati yang tadinya dibangun dari kayu diubah ke bata berplester dengan peron berkonstruksi baja dengan atap dari seng setinggi 14,65 cm.
7. Stasiun Solo Balapan (1873)
Stasiun Solo Balapan Tempoe Doeloe
Stasiun Solo Balapan Tempoe Doeloe
Stasiun Solo Balapan (kode: SLO, +93 m) adalah stasiun induk di Kestalan dan Gilingan, Banjarsari, Surakarta yang menghubungkan Kota Bandung, Jakarta, Surabaya, serta Semarang. Stasiun ini didirikan oleh jaringan kereta api masa kolonial NIS pada abad ke-19 (tepatnya 1873).
8. Stasiun Tuntang (1873)
Stasiun Tuntang Tempoe Doeloe
Stasiun Tuntang Tempoe Doeloe
Stasiun Tuntang Kini
Stasiun Tuntang Kini
Stasiun Tuntang mulai beropersi 21 Mei 1873. Stasiun Tuntang merupakan stasiun kereta api yang terletak di Tuntang, Semarang. Stasiun Tuntang adalah bagian dari jaringan Ambarawa-Tuntang-Bringin-Kedungjati.  Mungkin sebagai pengumpan untuk rute Semarang-Solo yang melewati Kedungjati.  Jalur rel Semarang-Solo dibangun tidak hanya untuk kepentingan ekomomis (perkebunan dan kehutanan) tetapi juga militer. Itu sebabnya Kedungjati, yang di tengah hutan, lebih hidup ketimbang Tuntang yang di tepi jalan raya Semarang-Salatiga-Solo. Stasiun Tuntang dulu merupakan stasiun kelas III di jalur ini. Namun sejak jalur yang menghubungkan Yogyakararta dan Kedungjati ini, stasiun ini dijadikan museum. Stasiun ini waktu baru ditutup sempat melayani kereta wisata Ambarawa-Tuntang namun itu tak berlangsung lama karena rel yang sudah rusak. Sejak itu stasiun ini hanya melayani lori Ambarawa-Tuntang. Namun pada tahun 2009 dimulailah renovasi dan stasiun ini melayani kereta uap wisata lagi. Direncanakan jalur menuju Stasiun Kedungjati dihidupkan lagi.
9. Stasiun Aceh Tramp (1874)
Stasiun Aceh Tramp Tempoe Doeloe
Stasiun Aceh Tramp Tempoe Doeloe
Station van de Atjehtram te Oeleëlheuë bij Koetaradja. (Stasiun tram dari Aceh ke Oeleëlheuë di Koetaradja)
Kereta api Aceh, zaman dulu disebut Atjeh Tramp, lebih dimaksud sebagai sarana komuter (transportasi) masyarakat kota yang mempunyai mobilitas tinggi berpindah antar kota, jarak-dekat. Sejarah Atjeh Tram di mulai apda 26 Juni 1874 Gubernur Aceh dan daerah taklukannya memerintahkan untuk menghubungkan tempat demarkasi pelabuhan Ulee Lheue dan Kutaraja dengan rel kereta api sepanjang 5 km dengan lebar spoor (rel) 1,067 m. Namun, sayanganya pada tahun 1982 Banda Aceh resmi sudah tidak memilik jalur perhubungan kereta api lagi. Hal ini dikarenakan tidak mampu bersaing dengan sarana transportasi jalan raya yang sudah semakin baik dan onderdil yang semakin sulit dicari.
10. Stasion Purwosari (1875)
Stasiun Purwosari Tempoe Doeloe
Stasiun Purwosari Tempoe Doeloe
Stasiun Purwosari (PWS) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Jl. Slamet Riyadi No. 502, Purwosari, Lawiyan, Surakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +98 m dpl ini berada di Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Stasiun Purwosari dibangun pada tahun 1875, dan merupakan stasiun tertua di Surakarta. Pembangunannya ditangani oleh NIS. Stasiun Purwosari berada di wilayah Mangkunegaran.
11. Stasiun Surabaya Kota / Semut (1878)
Stasiun Surabaya / Semut Tempoe Doeloe
Stasiun Surabaya / Semut Tempoe Doeloe
Stasiun Surabaya Kota (SB) yang populer dengan nama Stasiun Semut terletak di Bongkaran, Pabean Cantikan, Surabaya. Letaknya sebelah utara Stasiun Surabaya Gubeng dan juga merupakan stasiun tujuan terakhir di kota Surabaya dari jalur kereta api selatan pulau Jawa yang menghubungkan Surabaya dengan Yogyakarta dan Bandung serta Jakarta.
Berdasarkan sejarahnya, Stasiun Surabaya Kota dibangun ketika jalur kereta api Surabaya-Malang dan Pasuruan mulai dirintis sekitar tahun 1870. Tujuannya untuk mengangkut hasil bumi dan perkebunan dari daerah pedalaman Jawa Timur, khususnya dari Malang, ke Pelabuhan Tanjung Perak yang juga mulai dibangun sekitar tahun itu. Gedung ini diresmikan pada tanggal 16 Mei 1878. Dengan meningkatnya penggunaan kereta api, pada tanggal 11 Nopember 1911, bangunan stasiun ini mengalami perluasan hingga ke bentuknya yang sekarang ini.
12. Stasiun Malang Kotalama (1879)
Stasiun Malang Kotalama Tempoe Doeloe
Stasiun Malang Kotalama Tempoe Doeloe
Stasiun Malang Kotalama (MLK) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Kecamatan Sukun, Malang. Stasiun yang berada pada ketinggian +429 m dpl ini berada di Daerah Operasi 8 Surabaya. Stasiun ini merupakan stasiun KA paling selatan yang berada di Kota Malang, dan tertua, dibangun pada tahun 1879. Penambahan nama “Kotalama” dimaksudkan untuk membedakan dengan Stasiun Malang Kotabaru yang dibangun belakangan. Dari Stasiun Malang Kotalama juga terdapat percabangan rel yang menuju ke Dipo Pertamina.
13. Stasiun Ijo (1880)
Stasin Ijo Tempoe Doeloe
Stasin Ijo Tempoe Doeloe
Stasiun Ijo (IJ) adalah stasiun kereta api yang terletak di sebelah barat Stasiun Gombong. Secara administratif, stasiun ini berada di Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Selain sebagai stasiun persilangan, fungsi lainnya adalah sebagai pengontrol terowongan jalur rel (disebut Terowongan Ijo) yang berada di sisi timur stasiun ini. Pengelolaan stasiun yang terletak pada ketinggian +25 m dpl ini berada di bawah Daerah Operasi 5 Purwokerto. Stasiun yang dibangun pada pertengahan tahun 1880-an ini jarang disinggahi oleh kereta api. Stasiun berperon sisi ini memiliki tiga jalur rel.
14. Stasiun Jember (1897)
Stasiun Jember Tempoe Doeloe
Stasiun Jember Tempoe Doeloe
Stasiun Jember (+89m dpl) adalah salah satu stasiun kereta api penting dalam lintasan sejarah perkerataapian di Indonesia. Stasiun ini dibangun pada tahun 1897 oleh Staats Spoorwegen (SS), salah satu perusahaan kereta api di zaman pemerintahan Hindia Belanda, untuk melayani kebutuhan transportasi hasil bumi di wilayah Jember dan sekitarnya. Pada masa itu, Komoditas perkebunan seperti gula, karet dan tembakau diangkut dari Stasiun Jember menuju Pelabuhan Panarukan di wilayah Situbondo untuk selanjutnya diangkut dengan kapal api menuju Kota Rotterdam di Belanda.  Saat ini, Stasiun Jember yang terletak di Jl. Dahlia No. 2, Jemberlor, Patrang, Jember, menjadi stasiun penting di wilayah Jawa Timur karena menjadi pusat kegiatan PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (Daop) 9 yang mengatur stasiun dan perjalanan kereta api dari Stasiun Bangil di wilayah Pasuruan (ujung barat) hingga Stasiun Banyuwangi (ujung timur).
15. Stasiun Klaten (1903)
Stasiun Klaten Tempoe Doeloe
Stasiun Klaten Tempoe Doeloe
Tahun 1903 stasiun Klaten mulai dioperasikan NIS (Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda), Jawa Tengah. Stasiun Klaten (KT) merupakan stasiun kereta api yang terletak di Tonggalan, Klaten Tengah, Klaten. Stasiun yang terletak pada ketinggian +151 m dpl ini terletak di Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Stasiun ini terletak dekat jalan by-pass yang melingkari Klaten dan memiliki 6 jalur KA.

No comments:

Post a Comment