Saturday, October 15, 2016

sikatan di perkereta apian indonesia

Istilah-Istilah di perkereta apian Indonesia


 
 
 
 
 
 


Buat nambah pengetahuan ajah, ini saya kasih daftar istilah-istilah yang berupa singkatan yang biasa dipake dalam perkeretaapian nasional:



AB = Air Brake
Abar = Rem
Aspan = As Panas
B = Begasi
BC = KA Barang Cepat (bisa juga disingkat KABAT)
BP = Begasi + Power
BH = Bangunan Hikmat (jembatan)
BH = Berjalan Hati-Hati (form)
BK = Berat Kosong

BLB = Berhenti Luar Biasa
BSS = Berjalan Sepur Salah (form)
BV = BanVak
BY = Balai Yasa
DE = Diesel Elektrik
DEMU = Diesel Electric Multiple Unit
DMU = Diesel Multiple Unit
DK = Kepala Distrik Jalan dan Bangunan
DT = Dobel Traksi (?) DH = Diesel Hidraulik
DC = Daily Check Up
DKA = Departemen Kereta Api
DAO = Dipo Angkutan Operasional (?)
DirTek = Direktur Teknik
DirOp = Direktur Operasional
DirBangUs = Direktur Pengembangan Usaha
DirPum = Direktur Personalia dan Umum
DirKeu = Direktur Keuangan
Dirut = Direktur Utama
EMU = Electric Multiple Unit
Gapeka = Grafik Perjalanan Kereta Api
GW = Gerbong pengangkut semen dengan satu gandar
GGW = Gerbong pengangkut semen dengan dua gandar
H = Habis
HSD = High Speed Diesel
JPJ = Juru Pemeriksa/Penilik Jalan
JRA = Juru Api
JRR = Juru Langsir, Juru Rem Rangkai
JRS = Juru Rumah Sinyal
KaDaOp = Kepala Daerah Operasi
KaDiv = Kepala Divisi
KaDivRe = Kepala Divisi Regional
KaUr = Kepala Urusan
KaSi = Kepala Seksi
KaSubSi = Kepala Sub Seksi
KAP = Kereta Api Penolong (form)
KAIS = Kerata Api Inspeksi
KABUS = bukan singkatan (adalah gerbong terakhir yg digunakan pada rangkaian KA Barang, digunakan utk tempat PLKA / KP dengan ukuran sebesar kontainer 20 feet.
Kasus = Karcis Khusus
KBD = Kartu Bukti Diri / Kartu Bulanan Dinas (yang jelas bukan Kagak Bawa Duit) KRD = Kereta Rel Diesel
KRDE = Kereta Rel Diesel Elektrik (Buatan Indonesia)
KRDI = Kereta Rel Diesel Indonesia (Buatan Indonesia)
KRL = Kereta Rel Listrik
KRLI = Kereta Rel Listrik Indonesia (Buatan Indonesia)
KDG = Kepala Dipo Gerbong
KDK = Kepala Dipo Kereta
KDT = Kepala Dipo Traksi
KLB = Kereta Luar Biasa
KM = Kereta Makan
KP = Kondektur Pemimpin
KS = Kepala Setasiun
KSB = Kepala Stasiun Besar
KMP = Kereta Makan + Power
KKBW = Kereta pengangkut batubara dengan 2 gandar
KKW = Kereta Ketel + Westinghouse (rem angin ?)
KR = Kepala Ruas
KT = Kereta Tidur
KN = Kepala Divisi Niaga
Lapka = Laporan Kereta Api
LGS = langsir (kt kerja), langsiran (kt benda)
LHM = Laporan Harian Masinis
LokPen = Lokomotif Penolong / Pendukung (?)
Lokpd = Lokomotif Pendorong
LPT = Lok Pengganti
MALKA = Maklumat Perjalanan Kereta Api (Berlaku selama jangka waktu yang ditetapkan)
Mas = Masinis
M = Makan (Kereta Makan) / bila disambungkan dengan huruf lain seperti KM, bila berdiri sendiri M = Kompartemen, angka di belakang adalah kelas (1=eksekutif, 2=bisnis, 3=ekonomi), M = Motorized Car
MC = Motorized Cabin Car / Monthly Check Up
MD = Mesin Diesel / Motor Diesel
MD = Mulai Dinas, Mulai Dioperasikan
MG = Motor Generator
MS = Perintah Melalui Sinyal Tidak AMan (Perintah MS – Form)/Melanggar Sinyal
NKV = Kepala Sub Divisi Pembukuan Niaga
NR = Kereta Penolong
PAP = Pengawas Peron
PC = Power Car
PJ = Penilik Jalan
PJL = Perlintasan JaLan (?)
PPK = Pemberitahuan tentang Perjalanan Kereta Api (Berlaku selama 1 bulan) PPKA = Petugas Perjalanan Kereta Api
PK = Pusat Kendali (Pusat Komunikasi)
PKST = Pekerja Stasiun
PL = Peritiwa Luar Biasa
PLKA = Pelayan Kereta Api (maksudnya : teknisi)
PLH = Peristiwa Luar Biasa Hebat
PLB = Perjalanan Luar Biasa
PJKA = Perusahaan Jawatan Kereta Api
PNKA = Perusahaan Nasional Kereta Api
PPKA = Pengatur / Pemimpin Perjalanan Kereta Api
Perka = Perjalanan Kereta Api
PPCW = Gerbong barang tanpa atap dan dinding samping
PTP = Pemberitahuan Tentang Persilangan
PUK = Pengawas Urusan Kereta
PLKA = Pelayan Kereta Api
PA = Pemeriksaan Akhir
PA YAD = Pemeriksaan Akhir Yang Akan Datang
PRAMI = Pramugari
PRAMA = Pramugara
POLSUSKA = POLisi khuSUS Kereta Api
R = Rebuilt, Reglemen
RH = Rehabilitasi (ex konservasi)
RM = Rencana Muatan
RinJa = Rintangan Jalan
S = Semboyan/Kereta Spesial (kereta yang khusus untuk sewa)
SAP = Surat Angkutan Percuma
SK = Kepala Seksi Jalan dan Bangunan
SKAB = sistem kereta api blok
SINTELIS = Sinyal Telekomunikasi dan Listrik
SINTEL = Sinyal Telekomunikasi
SETK = Selubung Engkol Tekanan Kelebihan
T = Tabel/Trailer Car
Taspat = Pembatasan Kecepatan
TC = Trailing Cabin Car / Traction Car (?)
TS = Tegangan Statis / Train Set (?)
TEM = Telegram Maklumat (Berlaku selama 1 hari)
TELIS = TElekomunikasi dan LIStrik
TTU = Gerbong uji
TTW = Gerbong pengangkut kerikil ballast
Wasi = Pengawas Seksi
WasTek = Pengawas Teknik
W = gerbong/kereta dengan rem angin (W diambil dari Westingouse)
R = gerbong/kereta dengan rem tangan/mekanik
A = Kelas 1 (AW berarti kereta kelas 1/eksekutif dengan rem angin/westinghouse)
B = Kelas 2 (BW berarti kereta kelas 2/bisnis dengan rem angin/westinghouse)
C = Kelas 3 (CW berarti kereta kelas 3/ekonoi dengan rem angin/westinghouse)
M = Kereta dengan mesin sendiri
contoh: MCW 300 adalah kode untuk KRD Kuda Putih, MCW 301 adalah kode untuk KRD Shinko yang berarti kereta dengan mesin kelas 3/ekonomi dengan rem angin/westinghouse (kalo kode 300 mungkin maksudnya dengan mesin diesel bertransmisi diesel-hidraulik dengan batch pertama, CMIIW) yang kemudian berkode KD3-761xx
Kode D menandakan batas kecepatan/taspat maksimum selama perjalanan adalah 60 km/h. (ini di gerbong zaman dulu dengan bogie K5, CMIIW) (kode D dipakai saat menggunakan bogie K3, contohnya kereta joko kendil)
Kode E menandakan batas kecepatan/taspat maksimum selama perjalanan adalah 80 km/h.
Kode F menandakan batas kecepatan/taspat maksimum selama perjalanan adalah 120 km/h.
Kode angka di bawahnya adalah massa total gerbong dalam keadaan kosong/tanpa penumpang (dalam satuan ton).
Jadi, E 37 adalah gerbong mempunyai taspat maks 80 km/h dan massa kosongnya 37 kg. (seperti yang sudah saya jelaskan dulu, angka 37 itu bukan massa kosong, melainkan berat muat Kereta tersebut.)
K1 : Gerbong kelas eksekutif
K2 : Gerbong kelas bisnis
K3 : Gerbong kelas ekonomi
BP : Bagage Power = Gerbong pembangkit listrik
KMP3 : Kereta makan + power (pembangkit listrik) kelas ekonomi
KMP2 : Kereta makan + power (pembangkit listrik) kelas bisnis
PPCW : gerbong kurs batubara bergandar 2, dipakai di babarandek jalur THB (yang benar bergandar 4, kalo 2 kodenya hanyalah PCW)
M1 : kompartemen 1
ZZOW : gerbong pasir bergandar 2 (gandar 4, jika 2 kodenya ZOW)
KKBW : gerbong kurs batubara bergandar 2 (gandar 4), dipakai di babaranjang divre 3
GGW : gerbong pengangkut semen bergandar 2 (gandar 4)
YYW : gerbong pengangkut pasir bergandar 2 (gandar 4) (CMIIW) (yang benar adalah gerbong berdinding setengah tertutup tanpa dilengkapi atap, digunakan untuk angkutan pasir kwarsa)
TTW : gerbong pengangkut ballast bergandar 2 (CMIIW) (gerbong berdinding setengah tertutup yg dilengkapi atap dan bergandar 4, digunakan untuk mengangkut pasir kwarsa dan angkutan semen.
Sekian posting dari kita,semoga bermanfaat.

dipo lokomotif yang ada indonesia

Dipo lokomotif di Indonesia

Dipo lokomotif Sidotopo.
Dipo lokomotif (baku menurut KBBI: depot lokomotif) di suatu daerah operasi perkeretaapian Indonesia tidak hanya merawat lokomotif milik dipo tersebut, namun juga merawat lokomotif milik dipo lain. Hampir di setiap daerah operasi, setidaknya ada satu dipo lokomotif induk yang memiliki lokomotif-lokomotif besar.
Tidak hanya lokomotif besar ataupun baru yang ada. Bahkan beberapa dipo lokomotif memiliki lokomotif langka dan lokomotif tua. Seperti di Dipo Lokomotif Cirebon yang memiliki lokomotif CC200. Tidak hanya lokomotif yang lengkap, tetapi fasilitas-fasilitas penunjang yang lengkap pula, seperti turn table (pemutar rel) yang berfungsi untuk memutar lokomotif.
Ada pula dipo lokomotif yang memiliki kereta derek (crane) yang suatu saat dibutuhkan jika terjadi kecelakaan. Dipo lokomotif ini tersebar di pulau Jawa maupun di pulau Sumatera.

Daftar isi

Dipo Lokomotif di Pulau Jawa

Dipo-dipo lokomotif besar yang terdapat di pulau Jawa antara lain sebagai berikut.
Nama dipo Singkatan dipo Daerah operasi Kereta api yang dilayani Kereta api tamu yang dilayani
Dipo Lokomotif Jatinegara Dan Dipo Induk Jakarta Kota JNG/JAKK Daop 1 Jakarta Bima, Sembrani, Gumarang, Kalimaya, Gaya Baru Malam, Lokal Cikampek/Purwakarta,
Banten Ekspres,
Jayabaya, Pangrango, Siliwangi, Krakatau
Argo Bromo Anggrek (Daop 8 SB), Argo Lawu (Daop 6 YK), Argo Dwipangga (Daop 6 YK), Argo Sindoro (Daop 4 SM), Argo Muria (Daop 4 SM), Argo Jati (Daop 3 CN), Argo Parahyangan (Daop 2 BD), Gajayana (Daop 8 SB), Taksaka (Daop 6 YK), Bangunkarta (Daop 7 MN), Sawunggalih Utama (Daop 5 PWT), Cirebon Ekspres (Daop 3 CN), Purwojaya (Daop 5 PWT), Menoreh (Daop 4 SM), Bogowonto (Daop 6 YK), Gajah Wong (Daop 6 YK), Majapahit (Daop 8 SB), Kutojaya Utara (Daop 5 PWT), Brantas (Daop 7 MN), Kertajaya (Daop 8 SB), Progo (Daop 6 YK), Tawang Jaya (Daop 4 SM), Tegal Arum (Daop 4 SM), Senja Bengawan (Daop 6 YK), Jaka Tingkir (Daop 6 YK), Tegal Bahari (Daop 4 SM), Tegal Ekspres (Daop 4 SM), Jayabaya (Daop 8 SB).
Subdipo Lokomotif Tanah Abang Dan Dipo Induk Rangkasbitung THB/RK Daop 1 Jakarta Langsam,
Patas Merak,
Kalimaya,
Banten Ekspres,
Rangkas Jaya,
tidak ada layanan
Dipo Lokomotif Bandung BD Daop 2 Bandung Argo Wilis, Argo Parahyangan, Lodaya, Malabar, Mutiara Selatan, Baraya Geulis, KRD Ekonomi Bandung Raya, KRD Patas Bandung Raya, Kiansantang, Harina dan Pasundan. Turangga (Daop 8 SB), Kahuripan (Daop 7 MN), Kutojaya Selatan (Daop 5 PWT), Ciremai (Daop 3 CN).
Dipo Lokomotif Cirebon CN Daop 3 Cirebon Argo Jati, Cirebon Ekspres, Ciremai Ekspres, Tegal Bahari tidak ada layanan
Dipo Lokomotif Semarang Poncol SMC Daop 4 Semarang Argo Muria, Argo Sindoro, Menoreh, Kaligung Mas, Blora Jaya Ekspres, Tawang Jaya, Tegal Arum, Kaligung, Tegal Bahari, Tegal Ekspres. Kamandaka (Daop 5 PWT), Kalijaga (Daop 6 YK)
Dipo Lokomotif Purwokerto dan Dipo Induk Kutoarjo PWT/KTA Daop 5 Purwokerto Purwojaya, Sawunggalih Utama, Logawa, Kutojaya Utara, Kutojaya Selatan, Serayu, Kamandaka tidak ada layanan
Dipo Lokomotif Yogyakarta dan Dipo Induk Solo Balapan YK/SLO Daop 6 Jogja Argo Lawu, Argo Dwipangga, Taksaka, Sancaka 2, Fajar Utama Yogya, Senja Utama Yogya, Senja Utama Solo, Gajah Wong, Jaka Tingkir, Bogowonto, Progo, Bengawan, Prambanan Ekspres, Sriwedari, Kalijaga, Sidomukti, Malioboro Ekspres, Joglo Ekspres. Lodaya (Daop 2 BD), Sancaka (Daop 8 SB), Sri Tanjung (Daop 9 JR), Madiun Jaya Ekspres (Daop 7 MN),
Dipo Lokomotif Madiun MN Daop 7 Madiun Brantas, Kahuripan, Madiun Jaya Ekspres, Sarangan, Arjuna Ekspres. Rapih Dhoho (Daop 8 SB), KRD Kertosono (Daop 8 SB), Krakatau (Daop 1 JAK).
Dipo Lokomotif Sidotopo dan Dipo Lokomotif Surabaya Pasar Turi SDT/SBI Daop 8 Surabaya Argo Bromo Anggrek, Turangga, Sancaka, Kertajaya, Pasundan, Penataran dan Penataran Ekspres, Rapih Dhoho, Delta Ekspres (Komuter Susi), Arek Surokerto, Komuter Sulam, Cepu Ekspres, KRD Babat, KRD Kertosono, KRD Bojonegoro, Bangun Karta, Maharani Argo Wilis (Daop 2 BD), Bima (Daop 1 JAK), Sembrani (Daop 1 JAK), Gumarang (Daop 1 JAK), Gaya Baru Malam (Daop 1 JAK), Mutiara Timur (Daop 9 JR), Mutiara Selatan (Daop 2 BD), Harina (Daop 2 BD)
Subdipo Lokomotif Malang ML Daop 8 Surabaya Gajayana, Majapahit, Matarmaja, Penataran, Jayabaya, Kereta api Tumapel Malabar (Daop 2 BD), Tawang Alun (Daop 9 JR), Bima (Daop 1 JAK), Jayabaya (Daop 1 JAK), Malioboro Ekspres (Daop 6 YK)
Dipo Lokomotif Jember JR Daop 9 Jember Mutiara Timur, Probowangi, Pandanwangi, Sri Tanjung, Tawang Alun Logawa (Daop 5 PWT)
Ada pula beberapa dipo lokomotif kecil ataupun yang berstatus subdipo di pulau Jawa antara lain:
Nama dipo Singkatan dipo Daerah operasi Kereta api yang dilayani Kereta api tamu yang dilayani
Dipo Lokomotif Rangkasbitung RK Daop I Jakarta Langsam, Patas Merak, dan Lokal Merak, Krakatau
Dipo Lokomotif Cianjur CJ Daop II Bandung Siliwangi, Pangrango
Dipo Lokomotif Cibatu CB Daop II Bandung Lokal Purwakarta-Cibatu
Dipo Lokomotif Banjar BJR Daop II Bandung tidak ada layanan
Dipo Lokomotif Tegal TG Daop IV Semarang Tegal Ekspres, Tegal Bahari, dan Kaligung Mas
Subdipo Lokomotif Pekalongan PK Daop IV Semarang tidak ada layanan
Subdipo Lokomotif Cepu CU Daop IV Semarang Blora Jaya Ekspress, Cepu Ekspress
Dipo Lokomotif Ambarawa ABR Daop IV Semarang Kereta wisata uap
Dipo Lokomotif Tuntang TTG Daop IV Semarang tidak ada layanan
Subdipo Lokomotif Kroya KYA Daop V Purwokerto tidak ada layanan
Subdipo Lokomotif Kutoarjo KTA Daop V Purwokerto Sawunggalih Utama, Kutojaya Utara, Kutojaya Selatan
Subdipo Lokomotif Cilacap CP Daop V Purwokerto Purwojaya
Subdipo Lokomotif Purwosari Solo PWS Daop VI Yogyakarta Klutuk Jaladara, Kereta Api Semen
Dipo Lokomotif Kertosono KTS Daop VII Madiun tidak ada layanan
Subdipo Lokomotif Kediri KD Daop VII Madiun Brantas dan Kahuripan
Subdipo Lokomotif Blitar BL Daop VIII Surabaya Penataran, Rapih Dhoho
Subdipo Lokomotif Surabaya Pasar Turi SBI Daop VIII Surabaya Argo Bromo Anggrek, Kertajaya, KRD Sidoarjo-Surabaya-Bojonegoro, dan Komuter Surabaya-Lamongan
Subdipo Lokomotif Probolinggo PB Daop IX Jember tidak ada layanan
Dipo Lokomotif Banyuwangi BW Daop IX Jember Mutiara Timur, Sri Tanjung, Tawang Alun

Dipo Lokomotif Jatinegara (JNG)

Dipo Jatinegara salah satu dipo lokomotif tersibuk. Selain harus mengurus lokomotif sendiri, dipo ini harus mengurus lokomotif tamu milik dipo lain. Dipo ini berada di Jalan Pisangan Baru Raya No. 1 Jatinegara, Jakarta Timur. Dipo lokomotif ini memiliki lokomotif CC201 dan CC203 untuk melayani dinasan kereta api barang dan kereta api penumpang.

Dipo Lokomotif Tanah Abang (THB)

Dipo yang bersebelahan dengan Stasiun Tanah Abang ini berfungsi sebagai tempat perawatan dan rumah singgah lokomotif diesel hidraulik. Lokomotif-lokomotif milik dipo ini khusus melayani dinasan kereta api ekonomi dari Jakarta ke arah Rangkasbitung. Selain untuk singgah lokomotif, dipo ini juga menjadi rumah singgah KAIS (Kereta Api Inspeksi) Wijayakusuma, KRD Bumi Geulis, serta lokomotif.

Dipo Lokomotif Bandung (BD)

Dipo ini terletak di Jalan HOS Cokrominoto, Bandung, persis di sebelah barat Stasiun Bandung. Dipo ini disebut sebagai dipo lokomotif terlengkap di Indonesia dan tempat dinasan bagi kereta api baik penumpang atau barang tujuan ke Bandung dan berangkat dari Bandung. Dari armada, dipo ini memiliki lokomotif diesel elektrik (CC201, CC203, CC206), lokomotif diesel hidraulik (BB300, dan BB301), KRD, KRDE, dan kereta derek (crane). Selain itu, dipo ini juga memiliki KRD Rail One. Dipo ini adalah dipo terbesar di Indonesia dan hampir banyak mempunyai lokomotif seperti CC 203.

Dipo Lokomotif Cirebon (CN)

Dipo ini terletak di Jalan Pancuran Gang Dipo Cirebon, tak jauh dari Stasiun Cirebon. Dipo lokomotif ini hanya memiliki sedikit lokomotif diesel elektrik dan beberapa lokomotif langsir. Walaupun ketersediaan lokomotif sedikit, dipo ini memiliki kereta derek (crane). Yang lebih istimewa lagi adalah dipo lokomotif ini memiliki dua lokomotif legendaris, yaitu lokomotif CC200 15. Seluruh lokomotif disini berwarna putih kecuali CC200 15

Dipo Lokomotif Semarang Poncol (SMC)

Bukan terletak di stasiun Semarang Tawang, melainkan di Semarang Poncol. Ketersediaan lokomotif di dipo ini tidak terbilang banyak, memiliki beberapa lokomotif diesel hidraulik dan beberapa diesel elektrik. Lokomotif itu digunakan untuk beberapa dinasan kereta penumpang maupun kereta barang menuju/dari Semarang atau Tegal. Dipo ini juga memiliki beberapa armada KRD. Sayangnya dipo lokomotif ini sering menjadi korban banjir rob.

Dipo Lokomotif Purwokerto (PWT)

Dipo ini salah satu dipo terbaik di Jawa Tengah. Bukan sekadar ketersediaan lokomotif atau fasilitas yang bagus, melainkan justru kebersihan dipo. Alokasi lokomotif CC201 di dipo ini tidak terlalu banyak. Lokomotif-lokomotif itu digunakan untuk dinasan beberapa kereta penumpang yang bertujuan Purwokerto, Cilacap, dan Kutoarjo.

Dipo Lokomotif Kutoarjo (KTA)

Dipo ini terletak di Kutoarjo, sebenarnya dipo ini dulu hanya berstatus dipo sub, tetapi karena ketersediaan lokomotif makin banyak memungkinkan dipo ini berubah status menjadi Dipo Induk . Ketersediaan lokomotif di dipo ini tidak terbilang banyak, hanya memiliki dua lokomotif diesel hidrolik,yakni BB300 06 dan BB300 16. Lokomotif itu digunakan untuk dinasan langsir ataupun feeder. dipo ini juga memiliki fasilitas yang lengkap Lokomotifnya terbilang lebih terawat.

Dipo Lokomotif Yogyakarta (YK)

Dipo ini terletak tak jauh dari stasiun Tugu Yogyakarta. Dipo ini berada di Jalan Suryonegaran, Yogyakarta. Saat ini, dipo lokomotif ini memiliki lokomotif diesel elektrik mulai dari CC201, CC203, hingga CC206. Lokomotif-lokomotif ini digunakan untuk dinasan kereta penumpang unggulan seperti Argo Dwipangga, Argo Lawu dan Taksaka atau juga sebagai dinasan kereta api penumpang dan barang berangkat dari Yogyakarta/Solo atau tujuan ke Yogyakarta/Solo.

Dipo Lokomotif Solo Balapan (SLO)

Bukan merupakan dipo induk, tetapi dipo ini sibuk melayani lokomotif-lokomotif tamu. Di sini terdapat beberapa lokomotif diesel hidraulik sekaligus tempat singgah terakhir kereta api Argo Lawu dan Argo Dwipangga. selain lokomotif ada pula armada KRD yakni Prambanan ekspress, bahkan di sini terdapat pula kereta derek (crane).

Dipo Lokomotif Madiun (MN)

Walaupun berdekatan dengan PT Inka,dipo ini terletak di Jalan Yos Sudarso atau sebelah barat Stasiun Madiun. Di dipo ini juga ada lokomotif diesel hidraulik yaitu BB301 dan D301. Selain itu Dipo Lokomotif juga mempunyai seri BB 301 yang lain, tetapi sekarang di tempatkan di Dipo Sidotopo, Dipo Yogyakarta, Dipo Bandung, dan Dipo Kertosono. Dalam halnya dipo ini merupakan tempat persinggahan pertama bagi lokomotif-lokomotif yang telah jadi dan keluar dari PT Inka.

Dipo Lokomotif Sidotopo dan Dipo Lokomotif Surabaya Pasar Turi (SDT dan SBI)

Dipo ini terletak di Jalan Sidotopo Lor No. 2 Surabaya, Jawa Timur. Dipo lokomotif ini salah satu yang terlengkap ketersediaan lokomotifnya di Jawa Timur dan merupakan Dipo Lokomotif terbesar di Pulau Jawa. Dipo ini memiliki banyak sekali CC201 dan CC206 yang masih siap operasi. Lokomotif di dipo ini bertugas untuk dinasan kereta api, baik kereta penumpang ataupun kereta barang yang menuju Surabaya atau berangkat dari Surabaya.

Dipo Lokomotif Malang (ML)

Dipo ini Terletak di Malang. Dipo Lokomotif ini masih belum memiliki lokomotif sendiri (hanya melayani lokomotif tamu dari dipo induk lain, contoh dipo induk SDT, JNG, BD dan YK) yaitu lokomotif CC201, CC203, dan CC204. Dipo ini terletak di sebelah timur Stasiun. Lokomotif ini untuk dinasan penumpang kereta api Gajayana,Malabar Ekspres , Malioboro Ekspres, Majapahit dan Matarmaja. Di Dipo Lokomotif ini melayani pencucian lokomotif, pengisian high-speed diesel (bahan bakar, pengecekan kondisi lokomotif, tempat Perawatan pengecekan harian atau daily check, perbaikan ringan, dan untuk memutar lokomotif di meja putar.

Dipo Lokomotif Jember (JR)

Dipo ini merupakan dipo spesialis lokomotif diesel hidraulik yang berada di Pulau Jawa. Dipo yang terletak tak jauh dari stasiun Jember ini memiliki beberapa koleksi lokomotif diesel hidraulik, antara lain, BB301, BB303, dan BB304 serta diesel elektrik CC 201. Lokomotif ini digunakan untuk dinasan beberapa kereta penumpang ataupun kereta barang. Di sini juga banyak lokomotif yang mangkrak karena sudah tak dioperasikan lagi.

Dipo lokomotif di Pulau Sumatera

Nama Dipo Kode Dipo Tempat
Dipo Lokomotif Tanjung Karang TNK Divre III Sumatera Selatan
Dipo Lokomotif Kertapati KPT Divre III Sumatera Selatan
Dipo Lokomotif Padang PD Divre II Sumatera Barat
Dipo Lokomotif Medan MDN Divre I Sumatera Utara
Ada pula beberapa dipo lokomotif kecil ataupun yang berstatus sub dipo di pulau Sumatera antara lain
Nama Dipo Kode Dipo Tempat
Dipo Lokomotif Lubuklinggau LLG Divre III Sumatera Selatan
Dipo Lokomotif Lahat LT Divre III Sumatera Selatan
Dipo Lokomotif Tarahan THN Divre III Sumatera Selatan
Dipo Lokomotif Tebingtinggi TBI Divre I Sumatera Utara

Dipo Lokomotif Tanjung Karang (TNK)

Dipo lokomotif ini terletak di ibukota Lampung, yaitu Bandar Lampung. Dipo ini merupakan dipo lokomotif terbesar di pulau Sumatra. Dipo ini merupakan masih satu-satunya dipo yang memiliki lokomotif CC202 dan CC205 untuk melayani dinasan KA batubara atau yang dikenal dengan istilah KA Babaranjang. Fasilitas di dipo ini pun sangat memadai, dipo ini memiliki turntable dan baloon loop untuk memutar lokomotif. Dipo ini juga memiliki kereta derek (crane) yang bernama "Gajah Lampung."

Dipo Lokomotif Kertapati (KPT)

Di dipo lokomotif inilah terdapat lokomotif CC201 hidung miring,dengan eksterior seperti CC203. Di sini banyak terdapat lokomotif-lokomotif merah dan seluruh lokomotif CC204 generasi kedua untuk dinasan KA Batubara Kertapati, KA Batubara Kontener SCT, KA Pulp PT TEL, serta KA penumpang. Di sini pula terdapat armada KRD dan Railbus, serta memiliki KAIS (Kereta Api Inspeksi). Namun, dipo ini tidak memiliki turn table.

Dipo Lokomotif Padang (PD) =

Dipo lokomotif ini merupak dipo yang paling sepi di pulau Sumatra. Lokomotif-lokomotif yang terdapat di dipo ini semuanya merupakan lokomotif seri BB, tidak seperti dua dipo di Divre (Divisi Regional) III Sumatera Selatan yang sudah memiliki lokomotif seri CC. Lokomotif-lokomotif ini digunakan untuk dinasan kereta penumpang Divre II Sumatera Barat dan kereta wisata Sawahlunto.

Dipo Lokomotif Medan (MDN)

Dipo lokomotif Medan dipo terbesar Divre I. Dipo ini memiliki lokomotif BB302, BB303, BB306, dan CC 201 dari jawa sebanyak 8 unit dan BB 203 dari Divre III.Lokomotif ini biasanya untuk dinasan kereta penumpang,minyak sawit,dan BBM

Dipo Lokomotif Lubuklinggau (LLG)

Dipo lokomotif ini sebenarnya adalah Subdipo lokomotif Lubuklinggau sama seperti dipo lokomotif Solo Balapan, Kertosono atau Tarahan. Dipo ini hanya melayani lokomotif tamu seperti BB203 dan CC201




sumber: Wikipedia bahasa Indonesia

Thursday, August 11, 2016

Arti Angka “+xxx M” di Papan Petunjuk Nama Stasiun Kereta Api

Jika kawan-kawan sedang naik kereta api tentunya akan melewati stasiun-stasiun, baik besar maupun kecil, baik numpang lewat maupun berhenti. Waktu lewat stasiun-stasiun tersebut sempat memperhatikan tulisan di samping atau di bawah papan nama stasiun tersebut, misal Stasiun Jakarta Kota + 4 M. Kira-kira, apa yang ada di benak kawan-kawan? Menunjukkan apa tanda “+4 M” tersebut. Jika ingin tahu, inilah artinya.

Arti Angka +xxx di Papan Nama Stasiun KA adalah ketinggian (elevasi) tanah stasiun yang diukur dari permukaan laut. Jika +xxx m artinya ketinggian (elevasi) tanah stasiun yang diukur dari permukaan laut yaitu xxx meter di atas permukaan laut sedangkan jika - xxx m artinya ketinggian (elevasi) tanah stasiun yang diukur dari permukaan laut yaitu xxx meter di bawah permukaan laut. Dalam kasus Stasiun Jakarta Kota + 4 M artinya stasiun itu berada 4 meter di atas permukaan laut (dpl).
Supaya apa gitu ditulis ketinggian-ketinggian stasiun? Tentu ada maksudnya. fungsinya adalahagar masinis dan penumpang dapat mengetahui ketinggian derah tersebut sertamenginformasikan pada masinis bagaimana keadaan jalur yang akan dilalui diantara 2 stasiun apakah di antara kedua stasiun itu menanjak atau menurun. Selain itu berkaitan dengan jenis lokomotif yang mungkin akan dipakai untuk melewati stasiun-stasiun tersebut, stasiun dengan ketinggian luar biasa, misal Lebak Jero dengan ketinggian 818 m dpl tentu akan menggunakan lokomotif yang mampu menanjak dengan ketinggian tersebut, pun misalnya dipakai untuk melewati stasiun dengan tingkat ketinggian yang rendah dan rawan banjir, stasiun Tawang Semarang misalnya dengan ketinggian Cuma 2m dpl, tentu akan menggunakan lokomotif yang tidak bertransmisi elektrik karena akan mudah konslet. Begitulah kira-kira fungsinya.
Kalau ngukurnya sekarang mungkin mudah, banyak perlengkapan canggih yang dapat dipergunakan untuk mengukur ketinggian suatu tempat. Kalau dulu, jaman meneer Belanda ngukurnya pakai apa? Ternyata yang dipakai adalah barometer, yaitu alat untuk mengukur tekanan udara, dimana cara kerjanya, mengukur perbedaan tekanan udara pada suatu lokasi dibandingkan dengan tekanan udara pada permukaan laut, kemudian selisihnya dikonversi menjadi satuan panjang (meter) @_@. Begitulah kira-kira ^^
Bagaimana dengan ketinggian stasiun yang anda lalui? Tahukah Anda?

Friday, July 22, 2016

sistem penomeran di kereta api indonesia

Sistem penomoran kereta api di Indonesia


Penomoran KA ekonomi.
Sistem penomoran kereta api di Indonesia adalah sistem penomoran yang digunakan pada lokomotif, kereta penumpang, gerbong barang, dan kereta dengan fasilitas dan fungsi yang lainnya. Pertama kali sistem penomoran berasal dari sistem penomoran Belanda yang digunakan oleh perusahaaan kereta api di Hindia-Belanda seperti Staatsspoorwegen (SS), Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), dan lain-lainnya. Pada sistem penomoran lokomotif perusahaan Hindia-Belanda, sistem penomoran lokomotif adalah bedasarkan kelas dan nomor urut lokomotif milik perusahaan yang bersangkutan, misalnya lokomotif kelas SS 1700, NIS 1100, DSM 227, SCS 900, dan sebagainya. Kemudian pada masa penjajahan Jepang, sistem penomoran pada lokomotif mengalami perubahan. Sistem penomoran lokomotif Belanda pada masa penjajahan Jepang diganti dengan sistem penomoran sesuai dengan susunan roda AAR dan klasifikasi UIC, yaitu menurut jumlah sumbu/poros/as roda (gandar) penggerak. Sistem ini masih digunakan pada penomoran lokomotif diesel hingga masa kini.

Daftar isi

Masa kini

Seperti telah diketahui bahwa sarana perkeretaapian yang meliputi lokomotif, kereta, dan gerbong beserta peralatan khusus perlu diberikan penomoran sebagai identitas dari saran bersangkutan, maka menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45 Tahun 2010 tentang Standar Spesifikasi Teknis Penomoran Sarana Perkeretaapian  disusunlah identitas sarana perkeretaapian yang menggambarkan 4 poin utama sebagai berikut.
  1. kodifikasi jenis sarana kereta api;
  2. klasifikasi sarana kereta api;
  3. tahun mulai beroperasinya sarana kereta api; dan
  4. nomor urut sarana kereta api.
Sistem penomoran di atas terbagi menjadi 4 macam, antara lain sebagai berikut.

Lokomotif

Format penomoran sarana lokomotif yang digunakan adalah:
[jumlah gandar penggerak dalam huruf] [klasifikasi lokomotif] [tahun mulai operasi/dinas] [nomor urut]
Keterangan:
  • Jumlah gandar penggerak menyatakan banyaknya gandar dalam satu bogie yang dinyatakan dalam huruf berupa "A" untuk 1 gandar penggerak, "B" untuk 2 gandar penggerak, "C" untuk 3 gandar penggerak, dan "D" untuk 4 gandar penggerak.
  • Sedangkan angka kedua dan ketiga yang diawali dengan angka 00 menunjukkan seri lokomotif.
  • Tahun mulai operasi/dinas menunjukkan angka tahun mulai beroperasinya lokomotif bersangkutan.
  • Nomor urut diberikan dalam 2 digit angka berdasarkan tahun mulai operasi/dinas.
  • Keterangan dipo induk harus selalu diletakkan di bawah plat nomor, kecuali CC206 yang diletakkan di bawah logo KAI.
Contoh:
CC 206 13 89
DIPO INDUK JNG
CC menunjukkan lokomotif dengan 2 bogie dengan masing-masing bogie memiliki 3 gandar penggerak, 206 menunjukkan jenis lokomotif diesel elektrik jenis 06,dengan tahun mulai operasi 2013 serta nomor urut 89. JNG: Jatinegara
CC 201 83 07
DIPO INDUK YK
CC menunjukkan lokomotif dengan 2 bogie dengan masing-masing bogie memiliki 3 gandar penggerak, 201 menunjukkan jenis lokomotif diesel elektrik jenis 01 dengan tahun mulai operasi 1983 serta nomor urut 07. YK: Yogyakarta
BB304 84 07R
DIPO INDUK JR
BB menunjukkan lokomotif dengan 2 bogie dengan masing-masing bogie memiliki 2 gandar penggerak, 304 menunjukkan jenis lokomotif diesel hidrolik jenis 04 dengan tahun mulai operasi 1984 serta nomor urut 07 dan sudah direhab (R). JR: Jember.

Kereta (penumpang)

Format penomoran sarana kereta yang digunakan adalah:
[kelas kereta] [jenis kereta] [tahun mulai operasi/dinas] [nomor urut]
Keterangan:
  • Kode huruf "K" menunjukkan kereta penumpang biasa,
  • Kode huruf "M" menunjukkan kereta yang dilengkapi fasilitas ruang makan dan dapur,
  • Kode huruf "P" menunjukkan kereta yang dilengkapi fasilitas genset diesel, dan
  • kode huruf "B" menunjukkan kereta yang dilengkapi fasilitas ruang bagasi. (kode huruf ini bisa saling bersusun seperti KP, MP, KMP, dan BP).
  • kode huruf "KP" menunjukkan kereta yang dilengkapi fasilitas penumpang atau pembangkit.
  • kode huruf "MP" menunjukkan kereta yang dilengkapi fasilitas ruang makan/dapur dan ruang Pembangkit.
  • kode huruf "KMP" menunjukkan kereta yang dilengkapi fasilitas ruang penumpang, ruang makan/dapur dan ruang pembangkit.
  • kode huruf "KM" menunjukkan kereta yang dilengkapi fasilitas ruang penumpang dan ruang makan/dapur.
Contoh:
K1 0 15 01
Kode di atas menunjukkan kereta kelas eksekutif (K1) yang ditarik lokomotif dengan tahun mulai operasi 2015 dan nomor urut 01.
K1 1 01 01
Kode di atas menunjukkan kereta rel listrik (KRL) dengan fasilitas ruang penumpang kelas eksekutif (K1) dengan tahun mulai operasi 2001 dan nomor urut 01.
K3 2 10 07
Kode di atas menunjukkan kereta rel diesel elektrik (KRDE) dengan fasilitas ruang penumpang kelas ekonomi (K3) dengan tahun mulai operasi 2010 dan nomor urut 07.

Gerbong (barang)

Format penomoran sarana gerbong yang digunakan adalah:
[jenis gerbong] [kapasitas muat] [tahun mulai operasi/dinas] [nomor urut]
Keterangan:
  • Jenis gerbong menunjukkan jenis bentuk gerbong bersangkutan dengan rincian:
    • GD untuk gerbong datar (PPCW, PKPKW, dsb.);
    • GB untuk gerbong terbuka (YYW, ZZOW, TTW, KKBW, dsb.);
    • GT untuk gerbong tertutup (GW, GGW, GR, dsb.); dan
    • GK untuk gerbong tangki/silinder.
  • Kapasitas muat menunjukkan daya angkut maksimum dalam satuan ton, dinyatakan dalam dua digit angka.
  • Tahun mulai operasi dan nomor urut; cukup jelas.
Contoh: GD 40 80 10 Kode ini menunjukkan gerbong datar dengan kapasitas muat maksimum 40 ton, mulai dioperasikan sejak 1980 dengan nomor urut sarana 10.

Peralatan khusus

Format penomoran sarana peralatan khusus yang digunakan adalah:
[kode sarana khusus] [jenis sarana khusus] [tahun mulai operasi/dinas] [nomor urut]
Keterangan:
  • Kode sarana khusus dinyatakan dalam 2 huruf sebagai berikut:
    • SI untuk kereta inspeksi (KAIS);
    • SP untuk kereta penolong (NR, NW, dsb);
    • SU untuk kereta ukur;
    • SC untuk kereta derek;
    • SR untuk kereta pemeliharaan jalan rel.
  • Jenis sarana khusus dinyatakan seperti halnya jenis sarana kereta, yaitu:
    • 0 untuk sarana khusus yang ditarik lokomotif;
    • 1 untuk sarana khusus berpenggerak listrik;
    • 2 untuk sarana khusus berpenggerak diesel elektrik;
    • 3 untuk sarana khusus berpenggerak diesel hidrolik.
  • Tahun mulai operasi dan nomor urut; cukup jelas.
Contoh: SI 3 09 01
Kode di atas menunjukkan kereta inspeksi dengan sistem penggerak diesel hidrolik yang mulai beroperasi sejak 2009 dengan nomor urut 01.

Ketentuan tambahan

Penulisan sistem penomoran ini memiliki ketentuan bentuk huruf yang digunakan adalah Arial dengan ukuran 140. Huruf dan angka menggunakan warna putih dengan latar belakang warna hitam.



 sumber:Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.


Tuesday, April 12, 2016

livery baru kereta api indonesia

Halo railway mania, masyarakat pecinta dan pengguna kereta api. Masih tentang New Livery PT KAI terbaru 2015 yaitu Livery Kesepakatan, livery selendang pecut atau livery airline pada body kereta. Salah satu contoh livery baru KA Eksekutif saya sajikan untuk anda semua, yaitu Kereta Eksekutif dengan label SDT kaca jendela pesawat ngendon di Stasiun Gubeng setelah di PA di Balai Yasa Gubeng. Lihat juga : New Livery KA Argo Bromo Anggrek

Contoh Livery Baru KA Eksekutif

Rencana kedepan seluruh kereta baik ekonomi, bisnis dan eksekutif akan diseragamkan seperti gambar kereta api eksekutif new livery diatas. Yang membedakan kereta api bisnis, ekonomi dan eksekutif paling gampang pada tulisan di sebelah pintu kereta, ada tulisan kelasnya. Eksekutif, Bisnis, dan Ekonomi.

Livery Body kereta seperti ini pioneernya adalah KA Jayabaya yang diluncurkan tahun 2014 silam kelas ekonomi AC relasi Malang Gubeng Pasar Turi Pasar Senen.

Livery Kesepakatan

Salah satu contoh Livery Kesepakatan yang diadopsikan untuk Kereta Pembangkit saat nempel di kereta api KRD Lokal Kertosono ke Surabaya pada beberapa waktu silam. Berikut ini Contoh Gambar kereta api nya 

Kereta Pembangkit livery Kesepakatan

Untuk Saat ini sudah berjalan pergantian kereta dari livery lama ke livery baru (kesepakatan, selendang pecut, airlines). Contohnya akan saya update pada posting selanjutnya. Demikian contoh livery baru KA Eksekutif mengadopsi livery kesepakatan, livery selendang pecut atau livery airline pada kereta api.

Saturday, March 5, 2016

kereta rel listrik



Kereta Rel Listrik

Tiga macam kereta rel listrik di stasiun Bogor. Dari kiri ke kanan, KRL Rheostat Jepang buatan 1983/1984, KRL Holec Belanda-Belgia buatan 1996, dan KRL Rheostat Jepang buatan 1986/1987.
Suasana di dalam salah satu KRL saat malam hari.
Kereta Rel Listrik (disingkat KRL) merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat KRL Jabotabek). Kereta rel listrik berbeda dengan kereta listrik.
Di Hindia Belanda, kereta rel listrik pertama kali dipergunakan untuk menghubungkan Batavia dengan Jatinegara atau Meester Cornelis pada tahun 1925. Pada waktu itu digunakan rangkaian kereta rel listrik sebanyak 2 kereta, yang bisa disambung menjadi 4 kereta, yang dibuat oleh Werkspoor dan Heemaf Hengelo.
Pada tahun 1960-an kereta api dengan tenaga listrik sempat tidak digunakan selama beberapa lama karena kondisi mesin lokomotif dan kereta yang tidak memadai lagi. Pada tahun 1976, PJKA mulai mendatangkan sejumlah kereta rel listrik dari Jepang. Kereta rel listrik yang kini digunakan di Indonesia dibuat pada tahun 1976, 1978, 1983, 1984, 1986, 1987, 1994, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001. Pada saat ini juga digunakan sejumlah kereta rel listrik yang merupakan hibah (hadiah) dari Pemerintah Kota Tokyo, dan sejumlah kereta yang dibeli bekas dari Jepang.
PT Inka yang terletak di Madiun telah dapat membuat dua set kereta rel listrik yang disebut KRL-I Prajayana pada tahun 2001. Kereta rel listrik ini belum dibuat lebih banyak lagi, karena "tidak ekonomis" dan dianggap sering mogok. Bagi PT Kereta Api, tampaknya lebih ekonomis untuk membeli KRL bekas dari Jepang.
Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur-jalur Jakarta Kota ke Bekasi, Depok dan Bogor, Tangerang, dan Serpong, serta trayek melingkar dari Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan, Tanah Abang, ke Manggarai lagi dan sebaliknya. Pada masa depan direncanakan bahwa KRL akan melayani pula stasiun Cikarang. Selain itu, jalur rel ganda dari Tanah Abang Menuju serpong telah selesai beberapa tahun yang lalu, sedangkan dari Manggarai sampai dengan Cikarang masih akan ditingkatkan menjadi Double-Double-Track. Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun induk untuk Kereta Jabotabek dan kereta Bandara.

Thursday, February 18, 2016

kecepatan kereta api indonesia.

Daftar Kereta-Kereta Tercepat Di Indonesia

argo bromo
Perkeretaapian mungkin belum mampu untuk memiliki supercepat layaknya ‘Shinkansen’ di Jepang atau ‘TGV’ di Prancis. Tetapi dengan teknologi dan sarana yang masih terbatas, tergolong cukup beruntung karena memiliki kereta api yang bisa beroperasi dengan kecepatan yang mumpuni.
Untuk kereta tercepat di dunia saat ini masih dimiliki Jepang dan Jerman yang banyak memiliki sarana kereta api super cepat. Bagaimana dengan Indonesia? Apa kereta tercepat yang ada di Indonesia?
Salah satu kabar yang cukup menarik yaitu adanya Proyek Kereta Api yang nantinya diproyeksikan akan menjadi kereta api tercepat yang ada di Indonesia. Kereta tersebut disebut memiliki kecepatan operasional maksimal 200 km/jam. Sementara kereta api yang ada saat di Indonesia rata-rata hanya memiliki kecepatan maksimal 100 km/jam.
Proyek Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3Ei) yang diperkirakan terealisasi tahun 2017 ini rencananya akan dibangun sepanjang 145 km dan memiliki 23 Stasiun. Selain cepat, kereta yang akan hadir di Makassar juga akan memiliki daya muat kereta api lebih besar ketimbang yang ada di pulau Jawa.
Namun untuk saat ini, kereta tercepat di Indonesia masih dimiliki oleh kereta jenis Argo yang dioperasikan PT.KAI. Diantara yang tercepat yaitu kereta . KA merupakan kereta api tercepat, ternyaman, dan bergengsi di seluruh Indonesia dan merupakan kebanggaan Daop VIII Surabaya. Kereta api ini menempuh perjalanan sejauh 720 km selama 9,5 jam. KA dengan kapasitas 350 penumpang dengan membawa 7 rangkaian kereta kelas eksekutif . dapat mencapai kecepatan 120km/jam
Sembari menanti terealisasinya kereta trans-Sulawesi sebagai kereta tercepat di Indonesia, berikut kami sajikan daftar 8 kereta api cepat kelas Argo di Indonesia yang  dikutip dari situs resmi .
Kereta api Jarak Waktu
Argo Wilis (Bandung-Surabaya) 699 km 11 jam
Argo Sindoro (Gambir-Semarang) 445 km 5 jam 30 menit
Argo Parahyangan (Gambir-Bandung) 173 km 3 jam
Argo Muria (Gambir-Semarang) 445 km 5 jam 30 menit
Argo Lawu (Solo-Gambir) 576 km tujuh jam 30 menit
Argo Jati (Gambir-Cirebon) 219 km 3 jam
Argo Dwipangga (Gambir-Solo) 576 km 8 jam
Argo Bromo Anggrek (Gambir-Surabaya Pasar Turi) 725 km 9.5 jam

pemutar kereta

Pemutar kereta

Sebuah pemutar rel kecil diTextilmuseum Bocholt
Masinis memutar kereta kabel di sebuah pemutar rel di San Francisco
Bekas pemutar rel di stasiun Yosowilangun.
Pemutar rel (bahasa Inggris: turntable) adalah sebuah alat untuk memutar jalur gerbong kereta. Ketika lokomotif uap masih banyak digunakan, beberapa perusahaan kereta api memerlukan cara untuk memutar lokomotif untuk perjalanan pulang karena operasi kereta tidak diatur untuk mundur dalam jarak jauh dan di beberapa lokomotif kecepatan tertingginya lebih rendah dibandingkan kecepatan mundur. Pemutar rel juga digunakan untuk memutar gerbong observasi sehingga ujung ruang jendelanya menghadap bagian belakang kereta.

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ The Elements of Railroad Engineering, 5th Edition, 1937, William G. Raymond. Published by John Wiley and Sons, New York